Entri Populer
-
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Dosen FITK UIN Jakarta) TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...
-
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ...
-
Visi Pendidikan Agama Islam adalah ”T erwujudnya Keagamaan dan Terbinanya Keberagamaan Peserta didik yang Sempurna ( Kaffah )”, sedangkan ...
-
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of...
-
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiyah Facu...
-
A. POLITIK PEMERINTAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Sejak Kedatangannya di Indonesia Islam telah menggunakan dakwah dan pen...
-
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta) Aga...
-
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/karya-inovatif-guru-pai-siti-khadijah-ibrahim
-
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16
-
Kala Air Mata Bertasbih … jika air mata mampu hilangkan sesak dada ini, mengalirlah … jika air mata mampu jinakkan liar piki...
Jumat, 22 November 2013
Rabu, 20 November 2013
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Karakteristik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Islamic State University Jakarta
Siti Khadijah Ibrahim |
Sebagai
mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun yang
khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang khas yaitu:
Pertama, Pendidikan Islam merujuk pada
aturan-aturan yang sudah pasti. Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau
garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan di tawar.
Aturan itu adalah Wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, semua yang
terlibat dalam Pendidikan Agama Islam itu harus senantiasa berpegang teguh pada
aturan ini. Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan
sebagai mana adanya dan terserah kepada manusia yang hendak mengarahkan
pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kea rah
mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relatif, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah
mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap
yang tidak konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi,
sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak
seperti pendidikan umum;
Kedua, Pendidikan Agama
Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam
setiap langkah dan geraknya. Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata
uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam
substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan
hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman
factual maupun pengalaman pikir. Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia
sedangkan sisi kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun,
kedua sisi ini tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat,
oleh karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan
usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia
dan akhirat;
Ketiga, Pendidikan Agama Islam bermisikan
pembentukan akhlakul karimah. Pendidikan Agama
Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah, hati nurani untuk
selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam
yaitu Al-Qur’an dan Hadits;
Keempat, Pendidikan Agama
Islam diyakini sebagai tugas suci. Pada umumnya, manusia khususnya kaum
muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan
bagian dari risalah, karena itu mereka mengangapnya sebagai misi suci. Karena itu dengan
menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang
tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah;
Kelima, Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan
hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam
merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar,
pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu
sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan
meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh
peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain.
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dibandngkan Mata Pelajaran lainnya.
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiya Faculty
Islamic State University Jakarta
Siti Khadijah Ibrahim |
Beberapa keunggulan
mata pelajaran PAI adalah:
- PAI mencakup keilmuan, sikap, dan perilaku;
- Aspek tersebut harus tercermin dalam kepribadian sehari-hari, juga sebagai landasan nilai dan norma spiritual dalam pengembangan ilmu lainnya. Sumber belajar PAI lebih luas karena mencakup segala aspek kehidupan yang berkaitan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya;
- PAI memberikan spirit untuk mengaplikasikan nilai dan norma yang dibangun pada setiap matapelajaran kepada kemaslahatan umat;
- PAI sebagai katalisator atau sentral yang menentukan arah berpikir, bersikap dan berperilaku;
- PAI sebagai penyaring nilai dan norma yang dibangun pada setiap matapelajaran lainnya; Kelima, PAI sebagai penetral emosi ketika menghadapi berbagai frustrasi, konflik, kecemasan (anxiety), stress dalam proses kehidupan;
- PAI menekankan penghargaan terhadap keberadaan serta kreativitas seseorang (jangan terlalu benci atau terlalu senang kepada seseorang). Kreativitas dihargai dengan penyebutan sumber keilmuan atau pertolongan seseorang;
- PAI menekankan pada nilai egaliter;
- PAI menekankan nilai keterbukaan terhadap berbagai perbedaan tanpa melepaskan prinsip keimanan dan peribadatan;
- PAI menekankan nilai etos kerja yang tinggi (sebagaimana firman Allah bahwa Dia tidak merubah nasib kaum kecuali merubah sendiri dan juga hadist yang berbicara tentang doa Nabi Muhammad untuk dijauhkan dari kekufuran dan kefakiran karena kefakiran itu condong membawa pada kekufuran);
- PAI menekankan nilai kebersamaan dalam memecahkan persoalan, sebagimana firman Allah yang artinya” “ bermusyawarahlah kamu dalam memecahkan persoalan”), dan
- PAI memberi harapan (reward) dan ancaman (punishment) untuk memagari setiap sikap dan perilaku sebagaimana hadis yang berarti: “siapa yang melanggar peringatan-Ku baginya kehidupan yang sempit” dan janji di kehidupan akhir yaitu surga dan neraka”.
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiyah FacultyIslamic State University Jakarta
Daniel Goleman, dalam
bukunya tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), mengingatkan
kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan
80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka
pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih beradab.
Menurut Suyanto (Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah), bahwa karakter adalah “cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara”. Terdapat
Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal manusia, yaitu:
- Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya;
- Kemandirian dan tanggungjawab;
- Kejujuran/amanah,
- Hormat dan santun;
- Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
- Percaya diri dan pekerja keras;
- Kepemimpinan dan keadilan;
- Baik dan rendah hati, dan;
- Toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Jumlah dan jenis pilar yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, pilar toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara. Perbedaan jumlah dan jenis pilar karakter tersebut juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar tersebut. Dengan demikian, definisi pendidikan karakter pun akan berbeda dengan jumlah dan jenis pilar karakter mana yang akan lebih menjadi penekanan. (http://www.ascd.org).
Pengertian
karakter juga banyak dikaitkan dengan pengertian budi pekerti, akhlak
mulia, moral, dan bahkan dengan kecerdasan ganda (multiple intelligence).
Berdasarkan pilar yang disebutkan Suyanto, pengertian budi pekerti dan akhlak
mulia lebih terkait dengan pilar-pilar sebagai berikut, yaitu cinta Tuhan dan
segenap ciptaannya, hormat dan santun, dermawan, suka tolong
menolong/kerjasama, baik dan rendah hati. Itulah sebabnya, ada yang menyebutkan
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti atau akhlak mulia plus.
Menurut Peraturan Pemerintah tahun 2007 Pasal 1 ayat 1
dijelaskan bahwa Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan
dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Matapelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan salah satu matapelajaran yang dikelompokkan ke dalam kurikulum inti
yang diarahkan pada pembentukan karakter, watak dan sikap keberagamaan dalam
kehidupan peserta didik serta menjadi landasan dalam mengembangkan ilmu yang
ditekuninya. Kandungan akhlak yang lebih, dalam muatan mata pelajaran tersebut
yang mempertimbangkan tingkat intelektualitas dan kematangan peserta didik,
diharapkan dapat mengkarakter dalam diri peserta didik sehingga menjadi pakaian
hidupnya.
Di samping itu juga tujuan PAI tidak semata-mata untuk memperkaya
pikiran peserta didik dengan pengetahuan-pengetahuan keagamaan semata, tetapi
untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai
spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur dan
bermoral, dan menyiapkan para peserta didik untuk hidup sederhana dan bersih
hati.
PAI diharapkan dapat menjadi landasan moral,
spiritual dan motivasi dalam pengembangan bidang-bidang ilmu lainnya, sehingga
dapat melahirkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang utuh dan memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan berkebangsaan.
Untuk itu keberadaan guru PAI sebagai pelaku perubahan, pembangun peradaban, dan pembentuk karakter peserta didik menjadi semakin relevan untuk diperdalam justru
dalam situasi yang menuntut komitmen dan kesungguhan dari para guru PAI untuk menghayati profesinya
sebagai pembentuk karakter bangsa.
Pendidikan karakter melalui PAI tidak akan terjadi melalui
pengajaran klasik, kuliah atau penjelasan di dalam kelas semata. Lebih dari
itu, keteladanan guru merupakan pengajaran dasar tentang pendidikan karakter
itu sendiri, karena nilai-nilai yang tidak diajarkan melalui keteladanan tidak
akan ditangkap dan dipahami dengan baik oleh peserta didik, sebab indera
manusia cenderung lebih menangkap dari apa yang terjadi pada tataran fakta dari
pada norma (A. Doni Koesoema,
2009).
Wallahu a'lamu bisshawab.
Selasa, 05 November 2013
Bagaimana mengembangkan desain instruksional berkarakter ???
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/pengembangan-desain-instruksional-berkarakter-siti-khadijah
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/pengembangan-desain-instruksional-berkarakter-siti-khadijah
Langganan:
Postingan (Atom)