Entri Populer

Minggu, 09 Oktober 2011

Kenapa ada "air mata" ???

Kristal Bening


Karya : Siti Khadijah


Kristal bening bukan hanya milik kaum hawa
Kristal bening bukan  hanya milik si lemah
Kristal bening milik setiap insan

Butirmu mengandung berjuta makna
Butirmu ungkapkan berjuta rasa
Butirmu ucapkan berjuta kata
Butirmu pancarkan dasar hati manusia

Butirmu tunjukkan arah …
Butirmu beri peringatan …
Butirmu gelorakan semangat …
Butirmu mampu mengubah …

Senang…bahagia…bangga…iba …sedih …takut …kecewa …kesal … gelisah …
Dan berjuta rasa lainnya senantiasa warnai tiap butirmu …

Air mata …! Sedahsyat itukah adamu?...

Maha suci Engkau Ya Kasih !
Karya-Mu tak  tersiakan
Meski hanya setetes air …
Mampu ungkapkan maha luasnya kehidupan

(RS. Fatmawati, 12 Februari 2005)

BERBAGAI ISU KONTEMPORER TENAGA PENDIDIKAN ISLAM

A.      POLITIK PEMERINTAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Sejak Kedatangannya  di Indonesia Islam telah menggunakan dakwah dan pendidikan sebagai sarana untuk mensosialisasikannya ke tengah-tengah mansyarakat. Dalam proses sosialisasi islam melalui pendidikan tersebut, selain dilakukan oleh masyarakat sendiri juga di lakukan oleh pemerintah atau sekurang-kurangnya mendapatkan bantuan dari pemerintah.

1.      Pembahasan
      Pengertian politik berasal dari bahasa inggris politics yang berarti permainan politik. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, politik di artikan pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti tata cara pemerintahan dasar-dasar pemerintahan dan sebagainya. Dalam bahasa Arab, kata politik di kenal dengan istilah al-siyasah yang berarti reka cipta, upaya-upaya strategis dan pengaturan tentang sesuatu.  Sedangkan kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan Pen- dan akhiran –an, dan berarti perbuatan, hal, cara dan sebagainya mendidik. Sedangkan dalam pengertian yang lazim di gunakan pendidikan berarti sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga berlangsung setahap demi setahap.
      Dalam bahasa arab kata pendidikan biasanya di wakili oleh kata tarbiyah, ta’dib, ta’lim, tadris, tadzkiyah, dan tazdkirah yang secara keseluruhan mengimpun kegiatan yang terdapat dalam pendidikan yaitu membina, memelihara, mengajarkan, menyucikan jiwa dan mengingatkan manusia terhadap hal-hal yang terbaik.
Berdasarkan pengertian  diatas, maka politik pendidikan mengandung lima hal sebagai berikut :
Pertama, politik pendidikan mengandung kebijakan pemerintah suatu Negara.
Kedua, politik pendidikan bukan hanya berupa peraturan perundangan yang tertulis, melainkan juga termasuk kebijakan lainnya.
Ketiga , politik pendidikan ditujukan untuk mensukseskan penyelengaraan pendidikan.
Ke empat, politik pendidikan di jalankan demi tercapainya tujuan Negara. Karena tujuan Negara menjadi sasaran utama merupakan sebuah system penyelenggaraan pendidikan.
Kelima, politik pendidikan merupakan sebuah system penyelenggaraan pendidkan suatu Negara. Berdasarkan lima hal tersebut di atas maka politik pendidikan tidak dapat di lepaskan dari politik pemerintahan yang diterapkan pada suatu Negara.


Ø  Kebijakan Politik Pendidikan Pemerintah Indonesia
Kebijakan politik pemerintahan Indonesia secara umum dapat dibagi kedalam empat periode atau orde. Pertama, kebijakan politik pemerintah pada masa pra- kemerdekaan. Kedua, kebijakan politik pemerintahan Indonesia pada masa orde lama. Ketiga, kebijakan politik pemerintahan Indonesia pada masa orde baru. Dan keempat, kebijakan politik pemerintahan Indonesia pada masa orde reformasi.
            Ada beberapa karakteristik pemerintahan orde baru yang kurang kondusif bagi pengembangan pendidikan islam. Dalam hubungan ini paling kurang ada lima karakteristik pemerintahan orde baru. Pertama, pemerintah orde baru adalah pemerintah yang kuat dan dominan. Kedua, pemerintahan orde baru adalah pemerintahan yang dipimpin serta didukung oleh kekuatan militer. Ketiga, pemerintah orde baru melengkapi dirinya dengan keamanan reprensif serta aparat politik-ideologis. Keempat, pemerintahan orde baru sejak awal kebangkitannya mendapatkan dukungan dan kapitalitas internasional. Dan kelima, factor dari dalam tubuh Negara sendiri dan factor dunia internasional.
            Permasalahan yang dihadapi pemerintah orde baru dalam bidang pendidikan diantaranya adalah masalah pemerataan, peningkatan kualitas, efektifitas dan efesiensi dan relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional.
 Kini politik pemerintahan orde baru sudah digeser oleh pemerintahan reformasi yang di tandai oleh semakin berkembangnya wacana demokrasi. Berbagai aturan yabg sebelumnya ada dikalangan kemahasiswaan yang cenderung mengkebiri kebebasannya kini sudah berubah

2.      Kesimpulan
Peta politik pendidikan islam di Indonesia senantiasa di warnai oleh peta perpolitikan pemerintahan. Dari zaman pra kemerdekaan (orde lama), orde baru dan era reformasi. Pendidikan islam masih berada dalam posisi yang secara umum belum berpihak pada pemberdayaan umat. Pendidikan lebih merupakan alat untuk menggiring rakyat dan umat kepada tujuan politik yang di inginkan.

B.      MENSIASATI KEKURANGAN JAM PELAJARAN AGAMA DI SEKOLAH
Masalah inilah yang di anggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para pelajaran dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama. Banyak pelajaran yang terlibat dalam perbuatan yang kurang terpuji seperti tawuran, pencurian, penodongan, penyalah gunaan  obat narkotik, dan sebagainya. Penyebab utamanya adalah karena kekurangan bekal pendidikan agama. Hal ini terjadi disebabkan disekolah-sekolah sebagaimana tersebut di atas.
 Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, solusi yang ditawarkan antara lain dengan menambah jumlah jam pelajaran agama di sekolah dan dengan menambah waktu untuk memberikan perhatian di sekolah dan dengan menambah waktu untuk memberikan perhatian kasih sayang, bimbingan, dan pengawasan dari kedua orang tua di rumah

1.      Pembahasan
Sejalan dengan permasalahan tersebut di atas untuk mengatasi kekurangan jam pelajaran agama yang diberikan disekolah. Solusi alternatif nya tersebut antara lain sebagai berikut :
Pertama, engan merubah orientasi dn fokus pengajaran agama yang semula bersifat subject metter oriented, yakni dari semula berpusat pada pemberian pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengamalan dan pembentuk sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.
Kedua, dengan cara menambah jam pelajaran agama yang diberikn diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Ketiga, dengan cara meningkatkan perhatian, kasih saying, bimbingan dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua dirumah.
Keempat, dengan cara melaksanakan tradisi ke islaman yang didasarkan pada al-quran dan al-sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
 Kelima, pembinaan sikap keagamaan tersebut dapat pula di lakukan dengan memanfaatkan berbagai mass media yang tersedia seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi dan lain sebagainya. Kekurangan jam pelajaran agama disekolah selain dapat di atasi dengan mengintensifkan pengalaman agama di rumah dapat pula dilengkapi dengan memanfaatkan berbagai media informasi dan komunikasi sebagaimana disebutkan di atas.

2.      Penutup
Berbagai alternative pembinaan sikap keagamaan sebagaimana disebutkan di atas, bukanlah masalah yang sulit untuk dilakukan.
 Diketahui bahwa mereka itu melakukan tambahan kegiatan belajar agama dan lainnya diluar jam pelajaran yang fprmal ditetapkan dalam kurikulum. Upaya lainnya dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama yang baik antara sekolah dengan orang tua dirumah dan masyarakat dalam mengawasi dan membina para siswa upaya mensiasati kekurangan jam pelajaran agama disekolah–sekolah ini perlu dilakukan dan dikembangkan dengan mencari cara-cara lain yang lebih efektif sesuai dengan perkembangan zaman.

C.      QUANTUM TEACHING DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
1.      Pendahuluan
Penguasaan terhadap metodologi pengajaran adalah merupakan salah satu persyaratan bagi seorang tenaga pendidik yang profesional.

2.      Pembahasan
Metodologi pengajaran tersebut adalah Quantum teaching. Metode penulisannya bersifat deskriptif analitis yakni memaparkan permasalahan secara apa adanya berdasarkan sumber-sumber rujukan yang otoritatif dalam bidang pendidikan yang kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan filsafat pendidikan islam.

Quantum Teaching dan Karakteristiknya
      Quantum teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas supercamp. Di ciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti eccelerated Learning (lozanov), Multiple intelligence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (ginder dan bandler).
Quantum teaching bersandar pada konsep bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.
Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah Tandur. Pertama, tumbuhakn minat dengan memuaskan. Kedua, alami yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat di mengerti semua pelajar. Ketiga, Namai disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi. Keempat, demonstrasikan. Kelima, ulangi.
      Pengajaran dalam Quantum Teaching terlihat adanya empat ciri sebagai berikut. Pertama, adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Kedua, sebagai akibat dari ciri yang pertama. Ketiga, adanya kepuasan dari diri si anak. Keempat, adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu ketrampilan yang di ajarkan.

Quantum Teaching Dalam Pendidikan Islam

Di dalam Quantum Teaching terdapat lima perinsip yaitu
1.      Segalanya beerbicara
2.      Segalanya bertujuan
3.      Pengalaman sebelum pemberian nama
4.      Akui setiap usaha, dan
5.      Rayakan jika layak di rayakan
Selanjutnya langkah-langkah dalam quantum Teaching yang mampu menggairahkan suasana belajar mengajar yang terdapat dalam istilah Tandur. Langkah pertama, yaitu tumbuhkan minat. Langkah kedua, alami. Langkah ketiga, Namai. Langkah keempat demonstrasikan yakni menunjukan apa yang telah di hasilkan. Langkah kelima, ulangi, langkah ke enam rayakan yakni berikan pengakuan.
3.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisa sebagaimana tersebut diatas kiranya dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching yang merupakan metode pengajaran mutakhir adalah memadukan dan menyempurnakan metode-metode pengajaran yang telah ada sebelumnya.
 Dalam rangka menghasilkan lulusan pendidikan islam yang terbina seluruh potensinya serta memiliki sikap percaya diri, kreatif, inovatif, kritis, dan demokratis, demi menyiapkan lulusan pendidikan yang berwawasan luas dalam bidang ilmu pengetahuan.

Sumber : Abuddin Nata, Managemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Bogor, Prenada Media, 2003), Cetakan ke-1, Halaman 6-44.

Senin, 26 September 2011

VISI DAN MISI PAI

Visi Pendidikan Agama Islam adalah ”Terwujudnya Keagamaan dan Terbinanya Keberagamaan Peserta didik yang Sempurna (Kaffah)”,  sedangkan misi Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
1.      Membentuk peserta didik yang memiliki iman yang fungsional dan berkesinambungan dalam beribadah kepada Allah SWT
2.      Membekali peserta didik yang mempunyai etos kerja yang Islami dan membentuk kepribadian yang berakhlakul karimah
3.      Menumbuhkan suasana keagamaan di sekolah yang Islami, dilandasi toleransi dan kedamaian yang hakiki
Pembentukan karakter melalui PAI yang berlandaskan pada akhlak mulia menjadi core sebagai seorang yang Islam dan warga negara yang bertanggung jawab terhadap bangsa kaena tujuan utama pembelajaran PAI adalah membentuk peserta didik yang beragama secara kaffah dalam seluruh sendi kehidupan.
Namun pada kenyataannya, dalam masa yang cukup panjang, pendidikan Islam di Indonesia berada di persimpangan jalan antara mempertahankan tradisi lama dan mengadopsi perkembangan baru. Upaya mempertahankan sepenuhnya tradisi lama berarti status quo yang menjadikannya terbelakang meskipun memuaskan secara emosional dan romantisme dengan identitas pendidikan Islam masa lalu. Sementara itu, mengadopsi perkembangan baru begitu saja berarti mengesampingkan akar sejati dan nilai autentik dari sejarah pendidikan Islam, walaupun berhasil memenuhi keperluan pragmatis untuk menjawab tantangan sesaat dari lingkungan sekitarnya. Situasi ini tercermin dalam kebingungan, maju mundur dan ketidak jelasan arah dan tujuan modernisasi pendidikan Islam selama ini (Husni Rahim: 2001).
Jalan keluar dari situasi di atas menuntut adanya penegasan visi Pendidikan Agama Islam sehingga tidak tergoda oleh tarikan-tarikan ekstrim, tetapi mampu mengelola berbagai kecenderungan yang tersedia secara responsif dan tuntas. Visi itu ditempatkan sebagai pemandu yang menjamin konsistensi pendidikan Agama Islam dalam konteks perubahan dan dinamika yang terjadi dalam dirinya secara terus menerus. Kerangka visi pendidikan Agama Islam itu harus dibangun dengan mempertimbangkan sumber nilai/ajaran Islam, karakter esensial dari sejarah pendidikan Islam, dan rumusan tantangan masa depan. Dengan kata lain, visi pendidikan Islam masa depan adalah terciptanya sistem pendidikan yang Islami, populis, berorientasi mutu, dan kebhinekaan (Husni Rahim: 2001).
Pendidikan Islam mempunyai tujuan untuk membentuk manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap dan percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat. Sedangkan manusia muslim yang dimaksud adalah pribadi-pribadi muslim yang mempunyai keseimbangan yang dapat mengintegrasikan kesejahteraan kehidupan di dunia maupun kebahagiaan kehidupan di akhirat, dapat menjalin hubungan kemasyarakatan yang baik dengan jiwa sosial yang tinggi, mengembangkan etos ta’awun dalam kebaikan dan taqwa.
Keberhasilan dari suatu sasaran yang diinginkan, sangat ditentukan oleh arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu kegiatan tanpa disertai tujuan, menyebabkan sasaran menjadi kabur dan tidak jelas, akibatnya program dan kegiatan menjadi acak-acakan.
Sepanjang sejarah manusia, agama mempunyai fungsi tertentu dalam kehidupannya. Agama bukan suatu keyakinan yang intelektual semata, melainkan lebih dari suatu cara hidup. Cara yang terkandung norma-norma moral dan keseluruhan aturan hidup manusia. Agama bukan hanya mengenai kebenaran, namun juga mengenai perasaan dan seluruh suasana hidup manusia.  Agama adalah suatu kebutuhan dasar manusia.
Dengan demikian, dalam menanamkan nilai-nilai agama perlu adanya pendidikan agama kepada manusia sejak masa kanak-kanak karena akan memberi ketahanan batin dalam menempuh kehidupannya. Di seluruh dunia, sebagian besar pendidikan agama secara umum bisa dikatakan, membantu individu memahami banyak pelajaran yang mungkin pada mulanya tampak seperti seperangkat aturan dan larangan yang tideak berarti apa-apa. Misalnya, dalam mencapai tujuan agama, yakni kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Dalam hal ini manusia dianjurkan untuk melaksanakan ajaran agama seperti melaksanakan Ibadan, membaca kitab suci, berdoa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menahan diri dari perbuatan jahat dansebagainya. Juga untuk  menjauhi larangannya seperti tidak berbuat kejahatan yang merugikan orang lain, tidak mengkonsumsi barang yang merusak fisik, tidak berbohong, dan sebagainya. Jika hal tersebut dilakukan oleh manusia, maka perkembangan sosialnya bukan hanya terarah secara psti tetapi juga konsisten dengan suara hatinya (Elizabeth K. Nottingham: 1985).
Namun demikian perlu kiranya dikemukakan, bahwa pendidikan agama Islam harus dilakukan secara kritis, sehingga agama tidak hanya sebagai pegangan hidup, namun juga sebagai pemacu hidup. Selain itu pemaknaan agama hendaknya tidak dilakukan dalam kaitan perspektif waktu yang sempit, akan tetapi menjangkau kurun waktu mendatang. Di samping itu juga agama tidak hanya ditempatkan dalam posisi over protective terhadap umatnya, dalam arti terlalu menonjol larangan-larangan semata. Dengan demikan agama juga diharapkan berfungsi untuk mendewasakan manusia dalam kehidupan beragamanya. Artinya dalamnmenjalankan kewajiban agama dan menjauhi laranagannya dilakukan secara sadar, tulus dan semata-mata karena cinta pada Allah sebagai khaliqnya. Dengan demikian agama akan berfungsi sebagai jalan dan panduan hidup manusia yang akan selalu dijadikan acuan secara konsisten dalam keadaan apapun dan di manapun.