Entri Populer
-
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Dosen FITK UIN Jakarta) TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...
-
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ...
-
Visi Pendidikan Agama Islam adalah ”T erwujudnya Keagamaan dan Terbinanya Keberagamaan Peserta didik yang Sempurna ( Kaffah )”, sedangkan ...
-
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of...
-
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiyah Facu...
-
A. POLITIK PEMERINTAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Sejak Kedatangannya di Indonesia Islam telah menggunakan dakwah dan pen...
-
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta) Aga...
-
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/karya-inovatif-guru-pai-siti-khadijah-ibrahim
-
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16
-
Kala Air Mata Bertasbih … jika air mata mampu hilangkan sesak dada ini, mengalirlah … jika air mata mampu jinakkan liar piki...
Senin, 30 Desember 2013
Jumat, 22 November 2013
Rabu, 20 November 2013
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Karakteristik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Islamic State University Jakarta
Siti Khadijah Ibrahim |
Sebagai
mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun yang
khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang khas yaitu:
Pertama, Pendidikan Islam merujuk pada
aturan-aturan yang sudah pasti. Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan atau
garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan di tawar.
Aturan itu adalah Wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, semua yang
terlibat dalam Pendidikan Agama Islam itu harus senantiasa berpegang teguh pada
aturan ini. Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan
sebagai mana adanya dan terserah kepada manusia yang hendak mengarahkan
pengetahuan itu. Ia hanya mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kea rah
mana dan bagaimana memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relatif, sehingga tidak bisa diramalkan ke arah
mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap
yang tidak konsisten karena terperangkap oleh. perhitungan untung rugi,
sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak
seperti pendidikan umum;
Kedua, Pendidikan Agama
Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam
setiap langkah dan geraknya. Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata
uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam
substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan
hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman
factual maupun pengalaman pikir. Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia
sedangkan sisi kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun,
kedua sisi ini tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat,
oleh karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan
usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia
dan akhirat;
Ketiga, Pendidikan Agama Islam bermisikan
pembentukan akhlakul karimah. Pendidikan Agama
Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah, hati nurani untuk
selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam
yaitu Al-Qur’an dan Hadits;
Keempat, Pendidikan Agama
Islam diyakini sebagai tugas suci. Pada umumnya, manusia khususnya kaum
muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan
bagian dari risalah, karena itu mereka mengangapnya sebagai misi suci. Karena itu dengan
menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang
tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah;
Kelima, Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan
hal yang dijelaskan pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam
merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar,
pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu
sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan
meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh
peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain.
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dibandngkan Mata Pelajaran lainnya.
Keunggulan Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiya Faculty
Islamic State University Jakarta
Siti Khadijah Ibrahim |
Beberapa keunggulan
mata pelajaran PAI adalah:
- PAI mencakup keilmuan, sikap, dan perilaku;
- Aspek tersebut harus tercermin dalam kepribadian sehari-hari, juga sebagai landasan nilai dan norma spiritual dalam pengembangan ilmu lainnya. Sumber belajar PAI lebih luas karena mencakup segala aspek kehidupan yang berkaitan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya;
- PAI memberikan spirit untuk mengaplikasikan nilai dan norma yang dibangun pada setiap matapelajaran kepada kemaslahatan umat;
- PAI sebagai katalisator atau sentral yang menentukan arah berpikir, bersikap dan berperilaku;
- PAI sebagai penyaring nilai dan norma yang dibangun pada setiap matapelajaran lainnya; Kelima, PAI sebagai penetral emosi ketika menghadapi berbagai frustrasi, konflik, kecemasan (anxiety), stress dalam proses kehidupan;
- PAI menekankan penghargaan terhadap keberadaan serta kreativitas seseorang (jangan terlalu benci atau terlalu senang kepada seseorang). Kreativitas dihargai dengan penyebutan sumber keilmuan atau pertolongan seseorang;
- PAI menekankan pada nilai egaliter;
- PAI menekankan nilai keterbukaan terhadap berbagai perbedaan tanpa melepaskan prinsip keimanan dan peribadatan;
- PAI menekankan nilai etos kerja yang tinggi (sebagaimana firman Allah bahwa Dia tidak merubah nasib kaum kecuali merubah sendiri dan juga hadist yang berbicara tentang doa Nabi Muhammad untuk dijauhkan dari kekufuran dan kefakiran karena kefakiran itu condong membawa pada kekufuran);
- PAI menekankan nilai kebersamaan dalam memecahkan persoalan, sebagimana firman Allah yang artinya” “ bermusyawarahlah kamu dalam memecahkan persoalan”), dan
- PAI memberi harapan (reward) dan ancaman (punishment) untuk memagari setiap sikap dan perilaku sebagaimana hadis yang berarti: “siapa yang melanggar peringatan-Ku baginya kehidupan yang sempit” dan janji di kehidupan akhir yaitu surga dan neraka”.
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter
Orientasi Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Lecturer Of Tarbiyah FacultyIslamic State University Jakarta
Daniel Goleman, dalam
bukunya tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), mengingatkan
kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan
80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka
pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih beradab.
Menurut Suyanto (Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah), bahwa karakter adalah “cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara”. Terdapat
Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal manusia, yaitu:
- Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya;
- Kemandirian dan tanggungjawab;
- Kejujuran/amanah,
- Hormat dan santun;
- Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
- Percaya diri dan pekerja keras;
- Kepemimpinan dan keadilan;
- Baik dan rendah hati, dan;
- Toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Jumlah dan jenis pilar yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, pilar toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan negara. Perbedaan jumlah dan jenis pilar karakter tersebut juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar tersebut. Dengan demikian, definisi pendidikan karakter pun akan berbeda dengan jumlah dan jenis pilar karakter mana yang akan lebih menjadi penekanan. (http://www.ascd.org).
Pengertian
karakter juga banyak dikaitkan dengan pengertian budi pekerti, akhlak
mulia, moral, dan bahkan dengan kecerdasan ganda (multiple intelligence).
Berdasarkan pilar yang disebutkan Suyanto, pengertian budi pekerti dan akhlak
mulia lebih terkait dengan pilar-pilar sebagai berikut, yaitu cinta Tuhan dan
segenap ciptaannya, hormat dan santun, dermawan, suka tolong
menolong/kerjasama, baik dan rendah hati. Itulah sebabnya, ada yang menyebutkan
bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti atau akhlak mulia plus.
Menurut Peraturan Pemerintah tahun 2007 Pasal 1 ayat 1
dijelaskan bahwa Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan
dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Matapelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan salah satu matapelajaran yang dikelompokkan ke dalam kurikulum inti
yang diarahkan pada pembentukan karakter, watak dan sikap keberagamaan dalam
kehidupan peserta didik serta menjadi landasan dalam mengembangkan ilmu yang
ditekuninya. Kandungan akhlak yang lebih, dalam muatan mata pelajaran tersebut
yang mempertimbangkan tingkat intelektualitas dan kematangan peserta didik,
diharapkan dapat mengkarakter dalam diri peserta didik sehingga menjadi pakaian
hidupnya.
Di samping itu juga tujuan PAI tidak semata-mata untuk memperkaya
pikiran peserta didik dengan pengetahuan-pengetahuan keagamaan semata, tetapi
untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai
spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur dan
bermoral, dan menyiapkan para peserta didik untuk hidup sederhana dan bersih
hati.
PAI diharapkan dapat menjadi landasan moral,
spiritual dan motivasi dalam pengembangan bidang-bidang ilmu lainnya, sehingga
dapat melahirkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang utuh dan memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan berkebangsaan.
Untuk itu keberadaan guru PAI sebagai pelaku perubahan, pembangun peradaban, dan pembentuk karakter peserta didik menjadi semakin relevan untuk diperdalam justru
dalam situasi yang menuntut komitmen dan kesungguhan dari para guru PAI untuk menghayati profesinya
sebagai pembentuk karakter bangsa.
Pendidikan karakter melalui PAI tidak akan terjadi melalui
pengajaran klasik, kuliah atau penjelasan di dalam kelas semata. Lebih dari
itu, keteladanan guru merupakan pengajaran dasar tentang pendidikan karakter
itu sendiri, karena nilai-nilai yang tidak diajarkan melalui keteladanan tidak
akan ditangkap dan dipahami dengan baik oleh peserta didik, sebab indera
manusia cenderung lebih menangkap dari apa yang terjadi pada tataran fakta dari
pada norma (A. Doni Koesoema,
2009).
Wallahu a'lamu bisshawab.
Selasa, 05 November 2013
Bagaimana mengembangkan desain instruksional berkarakter ???
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/pengembangan-desain-instruksional-berkarakter-siti-khadijah
http://www.slideshare.net/SitiKhadijah16/pengembangan-desain-instruksional-berkarakter-siti-khadijah
Rabu, 02 Oktober 2013
Kala khayal bertahta ...
… ketika diri dibiarkan terbuai rasa …
hingga khayal berkuasa …
dan setan jadi penentu …
Allah … jangan gelap kan …
Setelah terang Mu sinari qalbu …
Amin
Rabu, 21 Agustus 2013
My musings ...
HUMAN AND GOD
if the human is peak of God’s creativity ...
if human existence is the manifestation of God's love ...
if human and the universe ...
be a means of God to understand HIS mark ...
if the human understands of himself ...
... like the horizon on the extent of the ocean,
when the eye ... could no longer see ...
if the existence of the self, not just the mere thought ...
if the existence of self, is the awareness of all identity ...
why do I always think out myself ?
so I do not know who I am ...
if I know ...
when I began to understand myself,
I would understand who is GOD
by. Siti Khadijah Ibrahim
HUMAN AND GOD
if the human is peak of God’s creativity ...
if human existence is the manifestation of God's love ...
if human and the universe ...
be a means of God to understand HIS mark ...
if the human understands of himself ...
... like the horizon on the extent of the ocean,
when the eye ... could no longer see ...
if the existence of the self, not just the mere thought ...
if the existence of self, is the awareness of all identity ...
why do I always think out myself ?
so I do not know who I am ...
if I know ...
when I began to understand myself,
I would understand who is GOD
by. Siti Khadijah Ibrahim
Selasa, 20 Agustus 2013
MANUSIA DAN TUHAN
Renunganku ...
jika manusia puncak
kreativitas Tuhan ...
jika eksistensi manusia manifestasi cinta Tuhan ...
jika manusia dan alam raya…
jadi sarana Tuhan tuk pahami tanda ada Nya ...
jika paham manusia tentang diri ...
... bagai cakrawala pada luasnya samudera,
… hingga mata tak mampu lagi melihat …
jika eksistensi diri bukan hanya pada pikir semata ...
jika eksistensi diri ada pada kesadaran seluruh jati diri …
kenapa selalu pikir keluar diri,
hingga tak kenal siapa diri …
andai ku tahu …
saat ku mulai pahami diri,
ku kan paham siapa DIA
by. Siti Khadijah Ibrahim
Selasa, 13 Agustus 2013
Senin, 12 Agustus 2013
Tujuan dan Ruang LIngkup Pendidikan Agama Islam
Oleh: Siti Khadijah Ibrahim (Dosen FITK UIN Jakarta)
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Tujuan Mata pelajaran PAI
secara terperinci adalah sebagai berikut: adalah:
No.
|
Unsur Mata
Pelajaran PAI
|
Tujuan
|
1
|
Al-Qur'an
|
· Meningkatkan kecintaan peserta didik
terhadap al-Qur'an
· Membekali peserta didik dengan
dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an sebagai
pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
· Meningkatkan kekhusyukan peserta didik
dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta
isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca
|
2
|
Akidah-Akhlak
|
· Menumbuhkembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pe-ngalaman peserta didik tentang
akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan
dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
· Mewujudkan manusia Indonesia yang
berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai-nilai akidah Islam
|
3
|
Fiqih/Ibadah
|
· Membekali peserta didik agar dapat:
(1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan
dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam
fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih
muamalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut
diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial
|
4
|
Sejarah Kebudayaan Islam
|
· Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma
Islam yang telah dibangun oleh
Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
· Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
· Melatih daya kritis peserta didik untuk
memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
· Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan
peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat
Islam di masa lampau.
· Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.
|
RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta
hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama
Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi satu dengan yang saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Cakupan tersebut
setidaknya menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam diharapkan
dapat mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun
lingkungannya.
Masing-masing mata pelajaran tersebut saling
terkait dan saling melengkapi. Al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam
arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah),
sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (usuluddin) atau
keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan
akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih
merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup
atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia
dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian
hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan
lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam
merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
usaha beribadah, bermuamalah,
dan berakhlak serta dalam
mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah.
Sedangkan ruang
lingkup pada setiap unsur matapelajaran PAI
adalah sebagaimana tabel berikut:
No.
|
Unsur Matapelajaran PAI
|
Ruang Lingkup Kajian
|
1
|
Al-Quran
|
Lingkup kajiannya tentang membaca Al-Quran dan mengerti arti
kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat
tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya dan beberapa hadist terkait.
|
2
|
Aqidah
|
Lingkup kajian tentang aspek kepercayaan menurut ajaran Islam, dan inti dari pengajaran ini adalah tentang
rukun iman.
|
3
|
Akhlak
|
Lingkup kajian mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap
individu pada kehidupannya dalam mencapai akhlak ba
|
4
|
Fiqih/Ibadah
|
Lingkup kajian tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar peserta didik mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. Juga materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam
yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain.
Tujuan pengajaran ini adalah agar peserta didik mengetahui dan mengerti
tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari
|
5
|
Sejarah Kebudayaan Islam
|
Lingkup kajiannya tentang pertumbuhan dan perkembangan agama
Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga peserta didik dapat
mengenal dan meneladani tokoh-tokoh Islam serta mencintai agama Islam
|
No.
|
Unsur Matapelajaran PAI
|
Penekanan Kemampuan
|
1.
|
Al-Qur'an
|
Penekanan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami
makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam
kehidupan sehari-hari
|
2.
|
Aqidah
|
Penekanan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan/ keimanan
yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna
|
Akhlak
|
Penekanan pada pembiasaan untuk melaksanakan
akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari
|
|
4.
|
Fikih
|
|
5.
|
Sejarah Kebudayaan Islam
|
Penekanan pada kemampuan mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan
seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam
|
Langganan:
Postingan (Atom)